Teh yang kita kenal berasal dari dedaunan muda dan pucuk daun tanaman teh Camellia sinensis. Dua varietas utama yang populer adalah teh berdaun kecil asal Cina, Camellia sinensis sinensis, dan teh berdaun lebar asal Assam, India, C. sinensis assamica.
Teh dipilah-pilah berdasar asalnya sehingga dikenal teh Cina, Sri Lanka, Jepang, Indonesia, atau teh Afrika. Tapi penggolongan yang paling penting adalah berdasarkan pemrosesannya. Dalam hal ini dikenal tiga kelompok. Teh fermentasi (hitam), nonfermentasi (hijau), dan semi-fermentasi (pouchong). Teh hijau banyak dihasilkan dari teh asal Cina dan umumnya ditanam di Jepang, Cina, Malaysia, dan Indonesia.
Teh berisi hanya empat kalori per gelas bila dikonsumsi tanpa bahan tambahan lain. Di dalamnya terkandung vitamin B-kompleks, termasuk B2 dan asam nikotin. Rasa teh dihasilkan oleh minyak volatil dan astringency. Sementara warna oleh tanin.
Minum teh dapat menyegarkan tubuh dan pikiran karena teh mengandung kafein 3 - 5%. Zat ini akan mendorong aktivitas mental dan memperbaiki pencernaan makanan dalam lambung. Pencernaan makanan yang baik akan membakar lemak dalam tubuh lebih efisien. Bagi yang berdiet, proses ini membantu upaya mengurangi bobot badan kalau diminum pada saat perut masih kosong.
Sementara itu teh hijau naik daun sejak Itaro Oguni dari Universitas Shizuoka menemukan fakta bahwa penduduk Shizuoka yang gemar minum teh hijau itu ternyata lebih jarang terserang kanker lambung daripada orang Jepang propinsi lain yang tidak membiasakan diri minum teh hijau. Zat penting yang ditemukan Itaro dalam tanin teh hijau ini adalah epigallocatechin-galat.
Diduga, zat inilah yang mencegah kanker pada penduduk Shizuoka. Untuk membuktikan itu zat tersebut disuntikkan pada tikus percobaan yang sebelumnya diberi natriumnitrit dan sarkosin pembentuk nitrososarkosin, yang merangsang pembentukan tumor tenggorokan. Hasil penyuntikan tanin untuk melawan tumor (buatan) itu ternyata positif. Tikus itu sembuh tumornya.
Selain bisa mencegah kanker seperti penelitian Itaro, teh hijau dipercaya bisa pula mencegah berbagai penyakit seperti menghambat terbentuknya kolesterol darah, mengontrol tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah, dan memperlambat penuaan.
Dalam hal mencegah ketuaan, teh hijau berperan seperti antioksidan yang sangat kuat (20 kali lebih kuat). Oksigen yang kita hirup punya dua sisi menguntungkan dan merugikan. Ia berperan dalam metabolisme, tetapi sebagai radikal bebas, oksigen akan mengoksidasi membran sel yang selanjutnya merusak DNA dan lemak. Lipid peroksida yang terbentuk akan mempercepat penuaaan. Nah, salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengkonsumsi antioksidan seperti vitamin E, C, ataupun teh hijau. MLP ► Majalah Tokoh Indonesia Edisi 39
December 16, 2008 at 5:40 AM
yuppp..ketimbang kopi mending teh, lebih sehat
February 21, 2009 at 10:13 AM
ada baik dan buruknya, so konsumsi secukupnya aza y!!!
Post a Comment